Rabu, 23 Maret 2016

Published 10.05.00 by with 0 comment

Loke Nggerang adalah Kisah Ku

Penulis : Guntenda Halilintar
Sajak  : Menolak Keras Privatisasi Pantai Pede, Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat, Prov. Nusa Tenggara Timur.

Aku adalah pede
Namaku begitu indah, diberikan para leluhur ku
Aku terlahir ditanah yang indah, milik leluhur ku
Kecantikan ku adalah milik leluhur ku Manggarai Barat
foto : google

Aku adalah pede
Namaku begitu indah, diberikan para leluhur ku
Aku terlahir ditanah yang indah, milik leluhur ku
Kecantikan ku adalah milik leluhur ku Manggarai Barat

Tahun 2003 tanggal 27 Januari, aku lahir karena keinginan leluhur ku
13 tahun sudah, aku ditanah leluhur ku
Ditanah kelahiran ku Manggarai Barat
Aku terlahir sebagai seorang putri cantik

Aku adalah pede
Namaku dikenal diseluruh jagat raya
Banyak Raja-raja
Menginginkan ku, jadi ibu dari anak-anak mereka

Aku adalah pede
Putri cantik Loke Nggerang adalah kisah ku
Loke Nggerang ingin dipersunting oleh Raja Todo
Begitupun aku ingin dipersunting oleh Raja-raja bejat daerah ku

Aku adalah pede
Kecantikan Loke Nggerang, hanya untuk seorang ibu
Keinginan Raja Todo untuk mempersuntingnya adalah
Menjadikan Loke Nggerang sebagai ibu dari anak-anaknya
Keinginan itu, berujung pada Hukuman Mati terhadap Loke Nggerang

Aku adalah pede
Loke Nggerang, berujung pada kematian, pada setiap bait sejarahnya menuliskan kisah, ia kalah ditelan waktu
Mempunyai bukti sejarah berupa selaput Gendang
Baginya mempertahankan keperawanan dan kecantikannya
Dari pada menjadi seorang ibu, dari anak-anak seorang ayah pembejat

Kini wajah indah, hanya sebatas bayangan dalam angan-angan seorang raja
Kulitnya yang indah, kini menghiasi sebatang kayu (Gendang)
Sesekali sang raja, memainkan Gendang
Demi mengenang sang putri cantik Manggarai itu

Aku adalah pede
Loke Nggerang adalah kisah ku
Aku ingin seperti Loke Nggerang
Kecantikan ku adalah milik leluhur ku Manggarai Barat

Aku ingin mengukir sejarah seperti Loke Nggerang
Ingin dikenang sepanjang masa
Aku dan Loke Nggerang
memiliki paras cantik, mengundang nafsu liar sang raja-raja

Aku dan Loke Nggerang
Sama-sama ingin dipersunting para raja-raja bejat
Bagiku kisah Loke Nggerang
Bagian bait-perbait kisah ku

Aku adalah pede
Aku tak ingin dipersunting oleh siapapun
Hidupku tak bisa dipisahkan dari tanah leluhur ku
Sejarah ku, bagian dari sejarah tanah kelahiran ku
Aku hanya ingin hidup ditanah kelahiran ku Manggarai Barat

Seruan ku, hanya ingin meluluhkan
Keinginan nafsu liar raja-raja bejat ku
Aku tau, leluhur ku menangis jika aku dipersuntingkan
Oleh raja-raja bejat berbaju KAPITALIS

Hentikan PRIVATISASI terhadap diriku
Hentikan KONSPIRASI yang terjadi, ditanah kelahiranku Manggarai Barat
Inilah suara ku, suara untuk kaum-kaum KOLUSI dan NEPOTISME
Aku adalah pede.




.





Read More
    email this       edit
Published 09.53.00 by with 0 comment

FIGUR AHOK, PELUANG EMAS PARTAI POLITIK PADA PEMILU 2019.

Karir Politik Basuki Tjahaja Purnama seperti anak tangga. 
Penulis : Guntenda Halilintar
foto : google
Dimata masyarakat DKI Jakarta, figur Ahok atau pemilik nama asli Basuki Tjahaja Purnama tidak asing lagi, muncuatnya ahok pada tingkat level nasional adalah sejak di pasangkan dengan mantan Wali kota Solo Jokowi Dodo pada saat bursa pencalonan gubernur DKI Jakarta Periode 2012-2017, yang didukung oleh dua partai besar yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA).
Ketika Gubernur DKI Jakarta Jokowi Dodo mengambil cuti panjang untuk menjadi calon presiden dalam Pemilihan Umum Presiden Indonesia pada tahun 2014, setelah terpilih pada pilpres 2014, tanggal 16 Oktober 2014 Jokowi Dodo resmi mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, secara Ototmatis Basuki Jhahaja Purnama mengambil alih sebagai pelaksana Gubernur DKI Jakarta.
Pada tanggal 14 November 2014, Ahok diumumkan secara resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta sebagai pengganti Jokowi Dodo, setelah melalui rapat paripurna istimewa di Gedung DPRD DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau dengan sapaan akrabnya Ahok resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta Oleh Presiden RI Jokowo Dodo pada 19 November 2014 di Istana Negara, setelah sebelumnya Ahok menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur sejak 16 Oktober hingga 19 November 2014.

Karir Politik
Basuki Tjahaja Purnama atau panggilan yang dikenal oleh Masyarakat DKI Jakarta adalah AHOK , menjabat Gubernur DKI Sejak sejak 19 November 2014, sempat menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi II periode 2009-2014 dari Partai Golkar, namun mengundurkan diri pada tahun 2012 setelah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk pemilukada pada tahun 2012 yang dipasangkan dengan Ir. Jokowi Dodo. Sempat menjabat sebagai Bupati Belitung Timur Periode 2005-2010. Ahok memasuki dunia politik melalui Partai Perjuangan Indonesia Baru atau bisa disingkat Partai PIB. melalui Partai PIB itu ia menjasi anggota DPRD Belitung Timur, keberpihakannya kepada masyarakat selama jadi anggota DPRD, ia menggerakan masyarakat dan Partai-partai untuk mendorongnya jadi Bupati dan berhasil jadi Bupati dengan dengan perolehan suara signifikan mengungguli Lawan-lawannya.
Salah satu Partai Politik yang membesarkan namanya dalam perpolitikan pada level tingkat Nasional adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), ia maju sebagai Calon Wakil Gubernur yang diusung oleh Partai Gerindra, pada tanggal 10 September 2014, Ahok memutuskan keluar dari Partai Gerindra diakibatkan karena perbedaan pendapat pada Rancangan Undang-undang (RUU) Pilkada. Pada saat itu Partai Gerindra salah satu partai politik yang mendukung terhadap revisi Undang-undang Pilkada, sedangkan Ahok dan beberapa kepala daerah yang lainnya menolak terhadap RUU tersebut dengan alasan terkesan membunuh demokrasi di Indonesia.
Berhasil memenangkan pilkada  secara lansung di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mana mayoritas penduduk daerah yang baru dimekarkan ini 93% adalah Penduduk yang beragama Muslim. sementara Ahok sendiri putra keturunan Tiong Hoa yang beragama Kristen Protestan. Ketika menjabat sebagai Bupati Belitung Timur dibawa kepemimpinanya, berbagai gebarakan dan terobosan yang menyentuh dan dirasakan oleh masyarakat, teruma berkaitan dengan kebutuhan mendasar seperti Pendidikan dan Kesehatan, tidak hanya itu dia lakukan bahkan dibidang Birokrasi kepemerintahan daerah pun ikut dibenahi untuk menciptakan pola kerja aparatur yang profesional anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Tingkat Kepercayaan Publik (Warga DKI Jakarta)
Selama memimpin DKI Jakarta setelah dilantik oleh Presiden RI Ir. Jokowi Dodo pada tanggal 19 November 2014 di Istana Presiden, Warga DKI Jakarta menaruh harapan besar terhadapnya (Ahok) untuk membawa perubahan Daerah DKI Jakarta, dengan catatannya Gubernur baru membawa harapan baru untuk DKI Jakarta yang lebih maju.
Menurut data yang dikeluarkan oleh salah satu lembaga yang kredibel berkedudukan di Jakarta adalah Centre For Strategic and International Studies (CSIS) melihat warga DKI Jakarta lebih menyukai pribadi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kesukaan kepribadian Ahok melebihi aspek lainya, seperti Prestasi, Kinerja, Kontribusi selama memimpin Ibu Kota, a. kepribadian personal, 42,50 % (persen) responden, b. Prestasi dan kinerja selama memerintah DKI Jakarta 29,25 %, c. Karakter kepemerintahan yang telah dibentuk sebesar 16,75 %, sisanya responden menjawab tidak tau sebesar 11,50 %, d. Berdasarkan tingkat kepuasan 67,00 %, e. 62,75 % responden mengaku ada perubahan melalui program Jakarta Baru yang yang diusung oleh Jokowi-Ahok saat pilkada DKI Jakarta tahun 2012 hingga saat ini. Kata peneliti CSIS Arya Fernandes, di Jakarta, Senin (25/1/2016

Warna baru dalam perpolitikan indonesia
keputusan Ahok untuk bertarung pada pilkada DKI Jakarta 2017 adalah sudah menjadi keputusan mutlak, nama-nama calon kandidat sudah mulai bermunculan untuk melawan sang Gubernur Petahana dari berbagai kalangan seperti Ahmad Dhani dari kalangan selebritis, Sandiaga Uno Politikus, Pengusaha, serta seorang pengecara hebat ditanah air Yusril Ihza Mahendra yang sudah siap untuk bertarung pada pilkada DKI Jakarta 2017 nanti.

Kali ini Ahok mewarnai proses Demokrasi Indonesia, dalam pertarungan pilkada 2017 Ahok memilih jalur Perseorangan/Independen untuk menuju DKI Jakarta 1, melalui wadah yang menamakan diri mereka sebagai Teman Ahok siap untuk membantu sang gubernur petahana untuk kembali memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun kedepan lagi, sang gubernur pun sudah mengambil sikap untuk mendukung teman Ahok “sekarang saya putuskan untuk ikut Teman Ahok, saya tindak mau anak-anak muda ini kecewa”, kata Ahok dibalai kota, senin (7/3/2016). Untuk saat ini, Ahok menunggu Teman Ahok  dapat mengumpulkan persyaratan satu juta foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta dan mencantumkan nama calon wakil gubernur.

Dukungan Partai Politik
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyebutkan, Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok telah menerima dukungan Partainya untuk maju kembali dalam Pilkda DKI Jakarta 2017, Surya memastikan , Nasdem hanya memberi dukungan tanpa syarat ke Ahok untuk maju kembali menjadi gubernur DKI Jakarta, bukan ke tokoh lainnya. Menurut Nasdem tidak ada tokoh alternatif yang mampu mengimbangi Ahok soal kinerja di Ibu Kota, DPP Nasdem, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2016)
Sementara Partai-partai lain yang siap mendukung Ahok belum ada kepastian karena masih dalam tahap penjaringan calon kandidat, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) belum meberikan respon terkait dukungannya untuk Ahok, Andreas Hugo Pareira menyatakan sampai saat ini PDI P masih dalam tahap penjaringan calon kandidat. Meskipun saat ini di DPRD DKI Jakarta PDI P memiliki 28 Kursi artinya jika PDI P menentukan calonnya untuk siap tarung pada pilkada 2017 tidak perlu dukungan dari partai lain atau berkoalisi dengan partai lain, sebab salah persyatan untuk mengajukan calon kandidat adalah harus memiliki 25 suara kursi di Parlemen, sementara PDI P melebihi jumlah dari yang ditentukan.
Hemat Penulis, Ahok mencatat sejarah sendiri dalam perpolitikan pada tingkat level nasional, fenomena ini sangat langkah jalur Independen atau perseorangan merupakan jalan lurus ahok untuk kembali memimpin DKI Jakarta, dukungan Masyarakat DKI pun kian bertambah banyak terbukti Teman Ahok berhasil mengumpulkan KTP dan mereka menargetkan satu juta KTP DKI Jakarta. ahok bagaikan pesona gadis cantik, sebagin besar partai politik ingin meminangnya, menjadikannya (Ahok) sebagai Ratu DKI Jakarta pada pilkada 2017, seharusnya partai politik mendukung jalan Ahok agar menjadi Magnet pada Pemilu 2019. Setidaknya partai-partai politik mendapat keuntungan penilaian dari masyarakat indonesia artinya momen ini menjadi momen yang tepat untuk dapat memperbaiki citra partai politik yang rentan rendah dimata masyarakat, setidaknya partai politik mendapatkan penilaian yang positif dan simpati dari pendukungan ahok di DKI Jakarta. sementara momen ini manfaat baik oleh Partai Nasdem yang sampai saat ini tetap memberikan dukungannya terhadap ahok yang katanya tanpa syarat, Nasdem bukan hanya mendukungan Ahok saja tapi dia (Nasdem) pun mendukungan Teman Ahok untuk mengumpulkan KTP. Tentu Nasdem pasti didasari kalkulasi politik serta pertimbangan politik untuk memberi dukungannya terhadap Ahok, nasdem juga pasti ingin dianggap sebagai partai yang mendukung yang memiliki integritas dan kapasitas serta mempunyai rekam jejak yang baik dan kebetulan juga Ahok memiliki rekam jejak yang baik, kemampuanya untuk memimpin sudah teruji, tentu dalam hal ini Nasdem pun mendukungnya sebagai partai yang memberikan dukungan pertama terhadap ahok, sebab pilkada DKI Jakarta merupakan Potret Mini Indonesia,  terget Nasdem sudah pas untuk perhitungan pemilu 2019.
Catan : sumber Kompas.com, Wikipedia





Read More
    email this       edit

Rabu, 16 Maret 2016

Published 13.29.00 by with 0 comment

MARI BER-PMKRI

Sajak PMKRI, Pro Ecclesia Et Patria.......
Penulis : Guntenda Halilintar

foto : PMKRI Cab. Medan

Kami Ber-PMKRI
Kami adalah mahasiswa khatolik indonesia
Dibawah bendera sang saka merah putih
Kami berkiprah, dari sabang sampai merauke

Kami Ber-PMKRI
Disini kami berdiri, ditanah bumi ibu pertiwi
Tak ada satupun yang mengusik tentang perhimpunan kami
Sebab kami sudah berakar, dan menumbuhkan tunas-tunas baru

Kami berjuang dengan mengendepankan
Landasan ajaran agama khatolik,
Nilai-nilai ke-khatolikan mengalir, merasuki jiwa raga kami
Demi bangsa dan negara

Pancasila adalah ideologi bangsa
PMKRI berdiri berasaskan Pancasila dan UU’45
Nasionalisme kami tak dapat diuji
Baret merah, bol kuning sebagai pelindung kepala

Dimanapun kami bersuara
Kami berjuang demi keadilan bagi kaum tertindas
Mewujudkan keadilan sosial serta persaudaraan sejati
Suara PMKRI adalah suara-suara mengingkan perubahan

                                                Pro Ecclesia Et Patria.......


Read More
    email this       edit

Senin, 14 Maret 2016

Published 12.54.00 by with 0 comment

INDEPENDEN atau PARPOL "AHOK DI GOYANGKAN OLEH PARTAI POLITIK".

Penulis : Guntenda Halilintar
Analisis Politik Arah Jalan Ahok Pada Pilkada 2017.


foto : www.google.com
Jalan menuju DKI 1, Ahok masuk jalur perseorangan/independen, menentukan arah jalan politik yang panjang, untuk kembali memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun kedepan.
Antara Jalur Independen atau masuk gerbong Parpol
Secara dukungan politik tentu tidak terlepas dari dukungan partai politik, terkait untuk menentukan kebijakan publik di Parlemen.
Selama memimpin 5 tahun kedepan, tentu Ahok perlu mempertimbangkan sisi dukungan partai politik, agar dalam menentukan kebijakan publik tidak seperti bola pimpong atau bola panas yang tak bisa menentukan sikap. Untuk saat ini bisa saja dalam pemilihan pada pilkada tahun 2017 nanti Ahok maju dari sisi independen atau perseorangan.

Melalui tim yang menamakan dirinya sebagai Teman Ahok, yang juga sebagai wadah dan didukung oleh masyarakat jakarta berkeinginan besar mengusung Ahok masuk dari jalur independen, tim ahok atau teman ahok sudah bekerja begitu keras untuk mengumpulkan KTP(kartu tanda penduduk) DKI, sampai saat ini mereka menargetkan untuk mengumpulkan 1. 000 juta KTP
Menurut penulis, terkait kepemimpinan ahok selama memimpin DKI sudah mendapat kepuasan dalam hal Pelayanan Publik, dalam hal ini terkait pelayanan pada setiap Birokrasi kepemerintahan. Kalaupun dilihat dari sisi bagaimana ahok cara memimpin DKI Jakarta dengan ala gaya KOBOI atau dengan sikap tempramental sejauh ini wajar-wajar saja, dan warga DKI harus di didik dengan cara seperti ini. Namun perlu diketahui oleh TIM AHOK bahwa perlu mendapatkan dukungan dari Partai Politik terkait untuk menentukan arah kebijakan dalam Parlemen (legislatif).
Sesuai topik yang diatas, sampai saat ini partai Politik yang sudah memberikan ruang dukungan untuk AHOK adalah Partai NASDEM, dalam Konferensi Persnya, melalui Bung Viktor Laiskodat menyampaikan bahwa Partai Nasdem akan mendukung AHOK dalam Pilkada 2017 nanti, entah masuk dari Jalur Independen maupun Jalur Partai Politik Nasdem tetap mendukung penuh.
Kemudian Partai PDI Perjuangan, melalui Bung Andreas Hugo Pareira, menyatakan sampai saat ini PDIP masih dalam tahap penjaringan calon kandidat pilkada 2017 nanti artinya PDIP belum menentukan sikap untuk mendukung ahok dalam pemilihan pada tahun 2017. Meskipun wakil ahok saat ini dari partai PDIP. Menurut Andreas, jika ahok masuk melalui partai politik dalam pertarungan kali ini, ahok harus mengikuti mekanisme permainan yang dimainkan oleh partai yang sudah ditentukan oleh partai pendukung tersebut. artinya ahok harus tunduk pada partai pendukungnya, partai yang memerintah ahok, bukan ahok yang memerintah partai.
Dua hal yang menggoyangkan arah sikap politik ahok, antara independen dan Parpol. Dalam pertarungan pilkada 2017, kali ini banyak nama yang bermunculan baik dari kalangan Artis atau Publik Figur, Advokat dan dari kalangan politikus, untuk melawan Gubernur Petahana DKI Jakarta

GADIS CANTIK MEGAPOLITAN dan Bagaimana Nasip TEMAN AHOK yang juga sebagai wadah untuk mengusung Ahok masuk jalur Independen...?
Isu seksi megapolitan adalah arah kiblat sang gubernur petahana DKI, jakarta antara jalur Independen dan Partai Politik.
AHOK. ya, itu sapaan akrabnya oleh warga DKI Jakarta, kini nama itu bagaikan seorang gadis cantik dan seksi di ibu kota jakarta. Banyak Partai-partai politik yang ingin meminangnya guna untuk kembali memipin DKI Jakarta selama 5 tahun kedepan. Saat ini partai yang sudah memberikan sinyal adalah Partai Nasional Demokrat (NASDEM) dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang sudah siap mendukung penuh si nama yang bagaikan gadis cantik itu. Meskipun saat ini Partai PAN masih dalam tahap pejaringan namun sinyal yang kuat mengarah ke AHOK.
Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) belum memberikan sinyal kuat atas dukungannya terhadap si nama bagaikan gadis cantik itu.

Menurut Bang Sebastian Salang ( Kordinator Senior FORMAPI ) dalam diskusi yang diselenggarakan oleh PMKRI Cab. Jakarta Pusat “ Sanctus Robertus Bellarminus “ dengan Tema : Pilkada “ Kepemimpinan DKI Jakarta 2017 “
Kelompok-kelompok yang tergolong dalam 3 jenis kepemimpinan
1. Kelompok yang mendapat dukungan dari masyarakat yang berpotensi korupsi dan sebagainya. 
2. Kelompok orang baik, kelompok yang tidak punya program jangka panjang, dan daerah tidak berkembang namun masa kepemimpinanya bersih.
3. Kelmpok daerah yang proaktif dan ingin merubah daerah yang dipimpinnya, dan jumlahnya sedikit.
Misalnya seperti Ahok, kamil dan Risma, efek kepemimpinan seperti ini bisa jadi inspirasi untuk daerah lain.

Harapan kita, pemilihan secara lansung ini tetap dipertahankan, pilkada jakarta sangat menarik perhatian dan pilkada jakarta ini merupakan potret mini indonesia,
Independen dan partai politik hanyalah sebuah sarana atau kendaraan politik untuk menjadi DKI 1. Situasi yg memanas dipolitik DKI ini diakibatkan oleh adanya rencana ahok untuk maju dari perorangan atu dikatakan independen.

Bang ANSI LEMA, pengamat politik
Suatu daerah bisa maju dan berkembang itu dipengaruhi oleh satu orang yang berkarakter dan kemampuannya untuk memimpin, itu tergantung dari pemimpinnya, contoh DKI jakarta, beberapa pemimpin berbeda cara memimpin dan dengan masanya, Ahok, fauji bowo, dan sutiyoso.
Pilkada : Harus membuka ruang partsiipasi publik yang luas. 3 aktor pilkada.
1. Penyelenggara pemilu, KPUD dan BAWASLU yang 
Punya integritas, kapasitas dan netralitasnya. Penyelengaara pemilu adalah wasit yang posisinya ditengah-tengah.
2. Pasangan calon 
Setiap pasangan calon yang lahir itu harus bisa melihat rekam jejaknya, bukan rekam jejak yang dipoles oleh partai politik
3. Pemilih dalam artian ini bukan pemilih yang transaksional ada fulus kami pilih tak ada fulus kami tak pilih.

Bicara DKI Jakarta, Ahok ini fenomenal, tidak ada politisi yang seperti ahok, Ahok mau menunjukan ke indonesia dari sabang sampai marauke, bahwa beginilah caranya untuk memimpin, jika ahok ditolak oleh jakarta, orang kalimantan meminta ahok untuk memimpin mereka, begitupun sumatra, bahkan NTT jika DKI jakarta menolak ahok, kami siap menerima ahok untuk memimpin NTT untuk membawa NTT pada tingkat level nasional, bahwa mereka lupa Ahok cuma ada satu-satunya di Indonesia ini.
Deparpolisasi itu terjadi bukan karena adanya calon independen, deparpolisasi itu sudah ada sejak tahun lalu. Deparpolisasi itu ada karena rekam jejak kader yang berkorup dan rekam jejak yang berpolis, jadi kalo mau melawan deparpolisasi itu harus membenahi partai politik dulu, karena akarnya ada pada partai politik.
Ujungnya, apakah ada pemilih yang mampu memilih, jadi partai politik jangan terlalu pede, kalo jatuh sakitnya sudah ketahuan, ahok sudah benar-benar siap, bagi ahok, dia tidak takut kehilangan jabatan, hartanya hilang, dan pesannya jangan takut nyawa anda hilang.
Cikal bakalnya mahar politik dan PHP adalah jika partai politik tetap membuka lapak untuk menunggu bagi mereka yang mau mendaftarkan diri untuk siap maju pada pilkada 2017.
transaksi terjadi jika partai tetap membuka lapak.
Yang perlu partai lakukan adalah memasang radar-radar disetiap titik-titik untuk mencari kader yang terbaik, yang punya rekam jejak yang baik untuk mendukung dan mendorong kader tersebut untuk maju memimpin.



Read More
    email this       edit