Penulis : Guntenda Halilintar
Analisis Politik Arah Jalan Ahok Pada Pilkada 2017.
foto : www.google.com
Jalan menuju DKI 1,
Ahok masuk jalur perseorangan/independen, menentukan
arah jalan politik yang panjang, untuk kembali memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun kedepan.
Antara Jalur Independen atau masuk gerbong Parpol
Secara dukungan politik tentu tidak terlepas dari dukungan partai politik,
terkait untuk menentukan kebijakan publik di Parlemen.
Selama memimpin 5 tahun kedepan, tentu Ahok perlu
mempertimbangkan sisi dukungan partai politik, agar dalam menentukan kebijakan
publik tidak seperti bola pimpong atau bola panas yang tak bisa menentukan
sikap. Untuk saat ini bisa saja dalam pemilihan pada pilkada tahun 2017 nanti
Ahok maju dari sisi independen atau perseorangan.
Melalui tim yang menamakan dirinya sebagai Teman Ahok, yang juga
sebagai wadah dan didukung oleh masyarakat jakarta berkeinginan besar mengusung
Ahok masuk dari jalur independen, tim ahok atau teman ahok sudah bekerja begitu
keras untuk mengumpulkan KTP(kartu tanda penduduk) DKI, sampai saat ini mereka
menargetkan untuk mengumpulkan 1. 000 juta KTP
Menurut penulis, terkait kepemimpinan ahok selama memimpin DKI
sudah mendapat kepuasan dalam hal Pelayanan Publik, dalam hal ini terkait pelayanan
pada setiap Birokrasi kepemerintahan. Kalaupun dilihat dari sisi bagaimana ahok
cara memimpin DKI Jakarta dengan ala gaya KOBOI atau dengan sikap tempramental
sejauh ini wajar-wajar saja, dan warga DKI harus di didik dengan cara seperti
ini. Namun perlu diketahui oleh TIM AHOK bahwa perlu mendapatkan dukungan dari
Partai Politik terkait untuk menentukan arah kebijakan dalam Parlemen
(legislatif).
Sesuai topik yang diatas, sampai saat ini partai Politik yang
sudah memberikan ruang dukungan untuk AHOK adalah Partai NASDEM, dalam
Konferensi Persnya, melalui Bung Viktor Laiskodat menyampaikan bahwa Partai
Nasdem akan mendukung AHOK dalam Pilkada 2017 nanti, entah masuk dari Jalur
Independen maupun Jalur Partai Politik Nasdem tetap mendukung penuh.
Kemudian Partai PDI Perjuangan, melalui Bung Andreas Hugo
Pareira, menyatakan sampai saat ini PDIP masih dalam tahap penjaringan calon
kandidat pilkada 2017 nanti artinya PDIP belum menentukan sikap untuk mendukung
ahok dalam pemilihan pada tahun 2017. Meskipun wakil ahok saat ini dari partai
PDIP. Menurut Andreas, jika ahok masuk melalui partai politik dalam pertarungan
kali ini, ahok harus mengikuti mekanisme permainan yang dimainkan oleh partai yang
sudah ditentukan oleh partai pendukung tersebut. artinya ahok harus tunduk pada
partai pendukungnya, partai yang memerintah ahok, bukan ahok yang memerintah
partai.
Dua hal yang menggoyangkan arah sikap politik ahok, antara
independen dan Parpol. Dalam pertarungan pilkada 2017, kali ini banyak nama
yang bermunculan baik dari kalangan Artis atau Publik Figur, Advokat dan dari
kalangan politikus, untuk melawan Gubernur Petahana DKI Jakarta
GADIS CANTIK
MEGAPOLITAN
dan Bagaimana Nasip TEMAN AHOK yang juga sebagai wadah untuk mengusung Ahok
masuk jalur Independen...?
Isu seksi
megapolitan adalah arah kiblat sang gubernur petahana DKI, jakarta antara jalur
Independen dan Partai Politik.
AHOK. ya, itu sapaan
akrabnya oleh warga DKI Jakarta, kini nama itu bagaikan seorang gadis cantik
dan seksi di ibu kota jakarta. Banyak Partai-partai politik yang ingin
meminangnya guna untuk kembali memipin DKI Jakarta selama 5 tahun
kedepan. Saat ini partai yang sudah memberikan sinyal adalah Partai Nasional
Demokrat (NASDEM) dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang sudah siap mendukung penuh
si nama yang bagaikan gadis cantik itu. Meskipun saat ini Partai PAN masih dalam
tahap pejaringan namun sinyal yang kuat mengarah ke AHOK.
Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) belum
memberikan sinyal kuat atas dukungannya terhadap si nama bagaikan gadis cantik
itu.
Menurut Bang Sebastian Salang ( Kordinator
Senior FORMAPI ) dalam diskusi yang diselenggarakan oleh PMKRI Cab. Jakarta Pusat
“ Sanctus Robertus Bellarminus “ dengan Tema : Pilkada “ Kepemimpinan DKI
Jakarta 2017 “
Kelompok-kelompok yang tergolong dalam 3 jenis kepemimpinan
1. Kelompok yang mendapat dukungan dari masyarakat yang berpotensi korupsi dan
sebagainya.
2. Kelompok orang baik, kelompok yang tidak punya program jangka panjang, dan
daerah tidak berkembang namun masa kepemimpinanya bersih.
3. Kelmpok daerah yang proaktif dan ingin merubah daerah yang dipimpinnya, dan
jumlahnya sedikit.
Misalnya seperti Ahok, kamil dan Risma, efek kepemimpinan seperti ini bisa jadi
inspirasi untuk daerah lain.
Harapan kita, pemilihan secara lansung ini tetap dipertahankan, pilkada
jakarta sangat menarik perhatian dan pilkada jakarta ini merupakan potret mini
indonesia,
Independen dan partai politik hanyalah sebuah sarana atau
kendaraan politik untuk menjadi DKI 1. Situasi yg memanas dipolitik DKI ini
diakibatkan oleh adanya rencana ahok untuk maju dari perorangan atu dikatakan
independen.
Bang ANSI LEMA, pengamat politik
Suatu daerah bisa
maju dan berkembang itu dipengaruhi oleh satu orang yang berkarakter dan
kemampuannya untuk memimpin, itu tergantung dari pemimpinnya, contoh DKI
jakarta, beberapa pemimpin berbeda cara memimpin dan dengan masanya, Ahok,
fauji bowo, dan sutiyoso.
Pilkada : Harus
membuka ruang partsiipasi publik yang luas. 3 aktor pilkada.
1. Penyelenggara pemilu, KPUD dan BAWASLU yang
Punya integritas, kapasitas dan netralitasnya. Penyelengaara pemilu adalah
wasit yang posisinya ditengah-tengah.
2. Pasangan calon
Setiap pasangan calon yang lahir itu harus bisa melihat rekam jejaknya, bukan
rekam jejak yang dipoles oleh partai politik
3. Pemilih dalam
artian ini bukan pemilih yang transaksional ada fulus kami pilih tak ada fulus
kami tak pilih.
Bicara DKI Jakarta,
Ahok ini fenomenal, tidak ada politisi yang seperti ahok, Ahok mau menunjukan
ke indonesia dari sabang sampai marauke, bahwa beginilah caranya untuk
memimpin, jika ahok ditolak oleh jakarta, orang kalimantan meminta ahok untuk
memimpin mereka, begitupun sumatra, bahkan NTT jika DKI jakarta menolak ahok,
kami siap menerima ahok untuk memimpin NTT untuk membawa NTT pada tingkat level
nasional, bahwa mereka lupa Ahok cuma ada satu-satunya di Indonesia ini.
Deparpolisasi itu terjadi bukan
karena adanya calon independen, deparpolisasi itu sudah ada sejak tahun lalu.
Deparpolisasi itu ada karena rekam jejak kader yang berkorup dan rekam jejak
yang berpolis, jadi kalo mau melawan deparpolisasi itu harus membenahi partai
politik dulu, karena akarnya ada pada partai politik.
Ujungnya, apakah ada
pemilih yang mampu memilih, jadi partai politik jangan terlalu pede, kalo jatuh
sakitnya sudah ketahuan, ahok sudah benar-benar siap, bagi ahok, dia tidak takut
kehilangan jabatan, hartanya hilang, dan pesannya jangan takut nyawa anda
hilang.
Cikal
bakalnya mahar politik dan PHP adalah jika partai politik tetap membuka lapak untuk menunggu
bagi mereka yang mau mendaftarkan diri untuk siap maju pada pilkada 2017.
transaksi terjadi
jika partai tetap membuka lapak.
Yang perlu partai
lakukan adalah memasang radar-radar disetiap titik-titik untuk mencari kader
yang terbaik, yang punya rekam jejak yang baik untuk mendukung dan mendorong
kader tersebut untuk maju memimpin.
0 Komentar:
Posting Komentar