Karir Politik Basuki Tjahaja Purnama seperti anak tangga.
Penulis : Guntenda Halilintar
foto : google
Dimata masyarakat DKI
Jakarta, figur Ahok atau pemilik nama asli Basuki
Tjahaja Purnama tidak asing lagi, muncuatnya ahok pada tingkat level
nasional adalah sejak di pasangkan dengan mantan Wali kota Solo Jokowi Dodo pada saat bursa pencalonan
gubernur DKI Jakarta Periode 2012-2017, yang didukung oleh dua partai besar
yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) dan Partai Gerakan
Indonesia Raya (GERINDRA).
Ketika Gubernur DKI
Jakarta Jokowi Dodo mengambil cuti panjang untuk menjadi calon presiden dalam
Pemilihan Umum Presiden Indonesia pada tahun 2014, setelah terpilih pada
pilpres 2014, tanggal 16 Oktober 2014 Jokowi Dodo resmi mengundurkan diri
sebagai Gubernur DKI Jakarta, secara Ototmatis Basuki Jhahaja Purnama mengambil
alih sebagai pelaksana Gubernur DKI Jakarta.
Pada tanggal 14
November 2014, Ahok diumumkan secara resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta sebagai pengganti Jokowi Dodo, setelah melalui
rapat paripurna istimewa di Gedung DPRD DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
atau dengan sapaan akrabnya Ahok resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta
Oleh Presiden RI Jokowo Dodo pada 19 November 2014 di Istana Negara, setelah
sebelumnya Ahok menjabat sebagai Pelaksana
Tugas Gubernur sejak 16 Oktober hingga 19 November 2014.
Karir
Politik
Basuki Tjahaja
Purnama atau panggilan yang dikenal oleh Masyarakat DKI Jakarta adalah AHOK , menjabat Gubernur DKI Sejak sejak
19 November 2014, sempat menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi II periode 2009-2014 dari
Partai Golkar, namun mengundurkan diri pada tahun 2012 setelah mencalonkan diri
sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk pemilukada pada tahun 2012 yang
dipasangkan dengan Ir. Jokowi Dodo. Sempat menjabat sebagai Bupati Belitung
Timur Periode 2005-2010. Ahok memasuki dunia politik melalui Partai Perjuangan Indonesia Baru atau bisa disingkat Partai PIB. melalui Partai PIB itu ia menjasi anggota DPRD Belitung Timur, keberpihakannya kepada masyarakat selama jadi anggota DPRD, ia menggerakan masyarakat dan Partai-partai untuk mendorongnya jadi Bupati dan berhasil jadi Bupati dengan dengan perolehan suara signifikan mengungguli Lawan-lawannya.
Salah satu Partai
Politik yang membesarkan namanya dalam perpolitikan pada level tingkat Nasional adalah Partai Gerakan Indonesia
Raya (GERINDRA), ia maju sebagai Calon Wakil Gubernur yang diusung oleh Partai
Gerindra, pada tanggal 10 September 2014, Ahok memutuskan keluar dari Partai
Gerindra diakibatkan karena perbedaan pendapat pada Rancangan Undang-undang
(RUU) Pilkada. Pada saat itu Partai Gerindra salah satu partai politik yang
mendukung terhadap revisi Undang-undang Pilkada, sedangkan Ahok dan beberapa
kepala daerah yang lainnya menolak terhadap RUU tersebut dengan alasan terkesan
membunuh demokrasi di Indonesia.
Berhasil memenangkan
pilkada secara lansung di Kabupaten
Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mana mayoritas penduduk
daerah yang baru dimekarkan ini 93% adalah Penduduk yang beragama Muslim. sementara
Ahok sendiri putra keturunan Tiong Hoa yang beragama Kristen Protestan. Ketika
menjabat sebagai Bupati Belitung Timur dibawa kepemimpinanya, berbagai
gebarakan dan terobosan yang menyentuh dan dirasakan oleh masyarakat, teruma berkaitan
dengan kebutuhan mendasar seperti Pendidikan dan Kesehatan, tidak hanya itu dia
lakukan bahkan dibidang Birokrasi kepemerintahan daerah pun ikut dibenahi untuk
menciptakan pola kerja aparatur yang profesional anti Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN).
Tingkat
Kepercayaan Publik (Warga
DKI Jakarta)
Selama memimpin DKI
Jakarta setelah dilantik oleh Presiden RI Ir. Jokowi Dodo pada tanggal 19 November
2014 di Istana Presiden, Warga DKI Jakarta menaruh harapan besar terhadapnya (Ahok) untuk membawa perubahan Daerah
DKI Jakarta, dengan catatannya Gubernur baru membawa harapan baru untuk DKI
Jakarta yang lebih maju.
Menurut data yang
dikeluarkan oleh salah satu lembaga yang kredibel
berkedudukan di Jakarta adalah Centre For Strategic and International
Studies (CSIS) melihat warga DKI Jakarta lebih menyukai pribadi Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kesukaan kepribadian Ahok melebihi aspek
lainya, seperti Prestasi, Kinerja, Kontribusi selama memimpin Ibu Kota, a.
kepribadian personal, 42,50 % (persen) responden,
b. Prestasi dan kinerja selama memerintah DKI Jakarta 29,25 %, c. Karakter
kepemerintahan yang telah dibentuk sebesar 16,75 %, sisanya responden menjawab
tidak tau sebesar 11,50 %, d. Berdasarkan tingkat kepuasan 67,00 %, e. 62,75 %
responden mengaku ada perubahan melalui program Jakarta Baru yang yang diusung oleh Jokowi-Ahok saat pilkada DKI
Jakarta tahun 2012 hingga saat ini. Kata peneliti CSIS Arya Fernandes, di Jakarta, Senin (25/1/2016
Warna
baru dalam perpolitikan indonesia
keputusan Ahok untuk
bertarung pada pilkada DKI Jakarta 2017 adalah sudah menjadi keputusan mutlak,
nama-nama calon kandidat sudah mulai bermunculan untuk melawan sang Gubernur Petahana dari berbagai kalangan
seperti Ahmad Dhani dari kalangan selebritis, Sandiaga Uno Politikus,
Pengusaha, serta seorang pengecara hebat ditanah air Yusril Ihza Mahendra yang
sudah siap untuk bertarung pada pilkada DKI Jakarta 2017 nanti.
Kali ini Ahok
mewarnai proses Demokrasi Indonesia, dalam pertarungan pilkada 2017 Ahok memilih jalur Perseorangan/Independen untuk menuju DKI Jakarta 1, melalui
wadah yang menamakan diri mereka sebagai
Teman Ahok siap untuk membantu sang gubernur petahana untuk kembali
memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun kedepan lagi, sang gubernur pun sudah
mengambil sikap untuk mendukung teman Ahok “sekarang
saya putuskan untuk ikut Teman Ahok, saya tindak mau anak-anak muda ini kecewa”,
kata Ahok dibalai kota, senin (7/3/2016).
Untuk saat ini, Ahok menunggu Teman Ahok
dapat mengumpulkan persyaratan satu juta foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta dan mencantumkan nama
calon wakil gubernur.
Dukungan
Partai Politik
Ketua Umum Partai NasDem
Surya Paloh menyebutkan, Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok telah menerima
dukungan Partainya untuk maju kembali dalam Pilkda DKI Jakarta 2017, Surya
memastikan , Nasdem hanya memberi dukungan tanpa syarat ke Ahok untuk maju
kembali menjadi gubernur DKI Jakarta, bukan ke tokoh lainnya. Menurut Nasdem
tidak ada tokoh alternatif yang mampu mengimbangi Ahok soal kinerja di Ibu
Kota, DPP Nasdem, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2016)
Sementara
Partai-partai lain yang siap mendukung Ahok belum ada kepastian karena masih
dalam tahap penjaringan calon kandidat, seperti Partai Amanat Nasional (PAN),
Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), sementara Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI P) belum meberikan respon terkait dukungannya untuk Ahok,
Andreas Hugo Pareira menyatakan sampai saat ini PDI P masih dalam tahap
penjaringan calon kandidat. Meskipun saat ini di DPRD DKI Jakarta PDI P
memiliki 28 Kursi artinya jika PDI P menentukan calonnya untuk siap tarung pada
pilkada 2017 tidak perlu dukungan dari partai lain atau berkoalisi dengan
partai lain, sebab salah persyatan untuk mengajukan calon kandidat adalah harus
memiliki 25 suara kursi di Parlemen, sementara PDI P melebihi jumlah dari yang
ditentukan.
Hemat Penulis,
Ahok mencatat sejarah sendiri dalam perpolitikan pada tingkat level nasional,
fenomena ini sangat langkah jalur Independen atau perseorangan merupakan jalan
lurus ahok untuk kembali memimpin DKI Jakarta, dukungan Masyarakat DKI pun kian
bertambah banyak terbukti Teman Ahok berhasil mengumpulkan KTP dan mereka
menargetkan satu juta KTP DKI Jakarta. ahok bagaikan pesona gadis cantik, sebagin besar partai
politik ingin meminangnya, menjadikannya (Ahok)
sebagai Ratu DKI Jakarta pada
pilkada 2017, seharusnya partai politik mendukung jalan Ahok agar menjadi Magnet pada Pemilu 2019. Setidaknya partai-partai politik mendapat keuntungan
penilaian dari masyarakat indonesia artinya momen ini menjadi momen yang tepat
untuk dapat memperbaiki citra partai politik yang rentan rendah dimata
masyarakat, setidaknya partai politik mendapatkan penilaian yang positif dan
simpati dari pendukungan ahok di DKI Jakarta. sementara momen ini manfaat baik
oleh Partai Nasdem yang sampai saat ini tetap memberikan dukungannya terhadap
ahok yang katanya tanpa syarat, Nasdem bukan hanya mendukungan Ahok saja tapi
dia (Nasdem) pun mendukungan Teman
Ahok untuk mengumpulkan KTP. Tentu Nasdem pasti didasari kalkulasi politik
serta pertimbangan politik untuk memberi dukungannya terhadap Ahok, nasdem juga
pasti ingin dianggap sebagai partai yang mendukung yang memiliki integritas dan
kapasitas serta mempunyai rekam jejak yang baik dan kebetulan juga Ahok
memiliki rekam jejak yang baik, kemampuanya untuk memimpin sudah teruji, tentu
dalam hal ini Nasdem pun mendukungnya sebagai partai yang memberikan dukungan
pertama terhadap ahok, sebab pilkada DKI Jakarta merupakan Potret Mini
Indonesia, terget Nasdem sudah pas untuk
perhitungan pemilu 2019.
Catan : sumber Kompas.com,
Wikipedia
0 Komentar:
Posting Komentar