Untuk mu daerahku
Aku berjuang tanpa pamrih
Demi kejayaanmu sepanjang masa
Untuk tampil didunia yang baru
Keringat mengucur deras, membasahi tubuh
Setetes demi setetes menjadi kekuatan besar
Kedengkian, amarah kian tak terbendung lagi
Melihat para pencuri tiga serangkai
Pengorbananku tanpa pamrih
Para pencuri, mengusik keberadaanku
Pagi menjadi malam
Teriakan semangat juang hanya untukmu
Andai aku seorang saudagar kaya
Akan aku bangun rumah dari kaca
Untuk rakyat-rakyat jelata
Yang tak terhitungkan oleh mata
Andai aku jadi gubernur
Akan aku usir sekomplotan investor-investor
Perintah amanah undang-undang tidakku bangkangi
Aku tak mau jadi pencuri didaerahku sendiri
Andai aku jadi bupati
Tak mau memenangkan diri sendiri
Aku jaga kepercayaan rakyat ku
Ku gugatkan gubernur ku
Tak kubiarkan para kroni-kroni berbaju partai
Datang silih berganti
Mereka seperti benalu
Mengisap sendi-sendi kehidupan orang lain
Andai aku jadi pengusaha
Akan aku perbaiki jalan rusak "Lando-Noa"
Tak kubiarkan mereka menangis karena hasil jualannya tak terjual
Akan aku beri nafas kehidupan dari desa-kedesa
Wahai, kau generasi-generasi
Lihatlah para penjajah-penjajah kejih
Datang diundang, pulang diantar
Membawa hasil bajak dan hasil curi didaerahmu sendiri
Aku ingin bertanya padamu...!!!
Apakah kau mau jadi tamu didaerahmu sendiri...?
Tidakkah kau marah pada kelakuan bejat pemimpinmu...?
Sampai kapan kau diam dan bediri disetiap sisi pojok daerahmu sendiri...?
Busungkan dadahmu...!
Tegakan langkahmu...!
Lantangkan suaramu...!
"Kami menolak kehadiran kaum kapitalisme"
Lihatlah pada ujung tiang, ditengah pusaran ibu kota
Sang saka merah putih, melambai-lambai memanggilmu
Menyuarakan "usir para pencuri"
#PedeUntukNegeri
#PapaMintaPantai
Jakarta, 17 Juni 2016.
0 Komentar:
Posting Komentar