Kamis, 28 April 2016

Published 11.15.00 by with 0 comment

Anjing Herderku, Berbaju Kapitalism...!!!

Dari Meja Kusir
Penulis : Guntenda Halilintar

www.tubasmedia.com


Halo Pak BOKAP TALIS.
Apa Kabar...?
Berharap, Pak BOKAP TALIS disana dalam keadaan sehat
Aku harap kopi hitam temani pagi mu, yang tak lekas pergi dari tatakan meja kerjamu

Sambil menikmati empuknya kursi roda, sebatang rokok, aku harap menghiasi jemari tanganmu yang besi. Dimeja kerjamu
Aku melihat, beberapa PELURU berserakan
Untuk apakah kau gunakan peluru-peluru itu...?

Diteras rumah, aku melihat ANJING HERDER, sedang menikmati Tulang sapi yang kau belikan dipasar pagi itu
Dilehernya, aku melihat kalung berlilitkan EMAS dengan Tulisan "AKU SURUHAN KAUM KAPITALIS"

Terkadang aku bertanya-tanya, apakah kau adalah seorang suruan mereka...? Lalu, apakah kau suruh Anjing Herdermu untuk menggigit Aktivis Pribumi yang bergabung dalam KOALISI PEDE...? Ataukah benar isu itu, bahwa kau ingin menangkap aktivis pribumi, ataukah Peluru-peluru berserakan dimeja itu kau gunakan untuk menembak para aktivis PEDE serta orang pribumi...?
Sungguh, tidak kubayangkan betapa ganasnya pikiranmu, betap kejamnya perlakuanmu.
Apakah kau, mau membunuh aktivis pede serta orang pribumi...? Notabene, mereka adalah Anakmu, Saudaramu dan mereka Pemilihmu...?
Tidakah, kau melihat seekor SINGA yang hidup ditengah Musuh-musuhnya, ia adalah Penguasa Belantara, namun tak ada dalam benaknya ataupun tingkah lakunya untuk memangsa Anak-anaknya, Saudara-saudaranya, bahkan sekawanan domba yang telah menubuatkan dia sebagai penguasa BELANTARA. Ia selalu berusaha melindungi keluarganya
Halo Pak Bokap Talis
Biarkan aktivis pede serta orang pribumi, menikmati alamnya, biarkan mereka, membangun rumah diatas lautan luas dengan kayu Bakau, Biarkan mereka membangun COMPANG diatas Lautan dan Daratan, sebab mereka adalah keturunan pribumi.
Lepaskan mereka, dari cengkraman TANGAN KAUM KAPITALIS, orang Pribumi seharusnya kau dengar Pak Bokap Talis.
Pak Bokap Talis
Mereka yang kau sembah adalah Kaum PENYAMUN dan PENINDAS
Sementara kau, hanyalah Seekor Anjing, sama persis dengan Anjing yang kau pelihara didepan teras rumahmu.
Selalu menunggu Tulang-tulang tanpa Daging.
Mereka adalah penikmat dagingmu, sementara kau adalah penikmat tulang dari dagingmu sendiri. 
Sudah saatnya kau kembali dalam rumahmu sendiri, aku mendengarkan Desas-desus dipasar, bahwa mereka yang kau sembah akan menengglamkan rumahmu dilautan.
Nanum, jika kau berdiri bersama Aktivis serta orang Pribumi, kau takan bisa ditendang dari kursi empukmu.
Aku pastikan, bahwa kursi empuk yang kau nikmati sekarang, akan tetap menjadi milikmu sampai pada saat masamu selesai.
Jakarta, 26 April 201
    email this       edit

0 Komentar:

Posting Komentar