Minggu, 03 Juli 2016

Published 08.59.00 by with 1 comment

BUKAN TIKUS GOT (Koruptor...!!!)

Penulis : Guntenda Halilintar

www.Dputra.com

Mereka penghisap sari-sari kita
Dengan gagah berpakaian rapih
Bersaing pada pesta demokrasi
Hanya demi sebuah kursi

Mari kita lihat
Kelakuan pemimpin kita
Saat ini, ia turun kejalan
Sambil mengecek proyek, tak lupa singgah dirumah kaum penyamun

Lihatlah kelakuan pemimpin kita
Baju rapih berdasi, sepatu mahal mengkilat
Bekerja jarang berkeringat
Menikmati harta sampai akhir hayat

Dia pemimpin kita
Berjuta rakyat, telah kehilangan hak-haknya
Dibajak oleh pemimpin kita yang bejat
Risaulah hati rakyat

Dia pemimpin kita
Bersaing menjadi raja kecil daerah
Menikmati empuknya sofa kursi rakyat
Sambil menunggu gaji nikmat

Lihatlah tikus-tikus berdasi
Ramai-ramai sibuk korupsi
Perlu kita ketahui
Bukan tikus got korupsi

Sampai kapan daerah kami tertinggal seperti ini
Kapan daerah kami dibangun, dari sakit yang panjang
Dalam doaku, semoga pemimpin kita tidak tidur terlalu lama
Dalam doaku, agar kursinya tidak terlihat tumpukan dolar

Jakarta, 24 juni 2016

Read More
    email this       edit
Published 08.50.00 by with 0 comment

MENAGIH JANJI MU

Penulis : Guntenda Halilintar
                                                      Foto : hilisangawola.wordpress.com
Kau berjanji atas nama tuhan
Bersumpah dibawa tumpangan kitab suci
Melayani rakya dengan sepenuh hati
Dihadapan rakyamu sendiri kau berjanji, setia membela sampai mati

Kau berjanji menjalankan tugasmu untuk rakyat bukan untuk koncomu
Kau berjanji dapat menyelesaikan semua persoalan selama lima tahun
Berjuta mata dan telinga
Menyaksikan janji dan sumpahmu itu

Rakyat menjadi saksi...!!!
Terlihat seorang imam, mengangkat kitab suci, meletakannya diatas ubun-ubun kepalamu
Kini kami datang menagih janjimu
Yang dulu kau ucapkan dihadapan imam, kami menjadi saksinya

Apakah sumpah dan janjimu itu masih setia
Ataukah kau hanya terus bungkam saja
Hei kau...!!!, kami melihat konco-konco mu
Datang berbondong-bondong menapaki jejak kakinya di pusaran ibu kota

Mereka perlahan merangkak menguasai sejengkal tanahmu
Sepertinya kau hannya terus memilih bungkam
Ada apa dengan mu
Tidakah kau melihat kelakuan bejat mereka

Apakah kau tidak punya sedikit rasa sakit hati
Kini sumpah mu tertimbun jabatan
Kau menindas rakyatmu demi kepentingan gerombolan
Kau membiarkan rakyat mu tertindas

Mereka menangis karena kelaparan
Sumpah mu menjadi kata-kata
Sumpahmu menjadi sampah
Baunya Menebar dipusaran ibu kota

Rakyat hanya mengisap tebaran bau sampah itu
Setiap hari kerjanya hanya membersikan sampah yang mengotori teras pariwisata

Jakarta, 24 Juni 2016

Read More
    email this       edit
Published 08.37.00 by with 0 comment

AKU DAN KEINGINAN KU.














AKU DAN KEINGINAN KU.
Aku ingin terbang Melayang bersama burung mengitari laut biru. Aku ingin terbang seperti layang-layang, Menerjang angin yang menghadang, mengintai bumi dari atapnya, walau badai menghadang aku tetap ingin menerjangnya, Ingin rasanya.
Read More
    email this       edit
Published 08.34.00 by with 0 comment

Mataku adalah Milikmu.



Penulis : Guntenda Halilintar






















Jika kamu ingin melihat dunia bersamaku
Maka bukalah matamu Jangan pernah menutupnya
Kita akan lihat bersama, lukisan indah karya sang pencipta
Sungguh agung lukisan karya nyata

Bukalah matamu
Jika aku punya kuasa Akan kulukiskan dunia yang sama, kupersembahkan untukmu
Jangan pernah bosan melihat aku
Aku hanyalah milikmu

Bukan milik siapa-siapa, hidupku seluruhnya hanya untukmu
Jagalah aku sampai akhir hayatmu
Maka aku akan, melimpahkanmu harta berlian sampai tujuh turunanmu
Jangan pernah beranjak dari sisiku

Jangan pernah kau gadaikan aku dengan emas perak
Sebab, aku lebih dari emas dan perak itu
Hartaku berlimpah ruah
Aku berjanji akan mensejahterahkan mu, sampai selama-lamanya.

Jakarta, 2 Juli 2016.

Read More
    email this       edit
Published 08.27.00 by with 0 comment

Tanah kelahiran ku

Penulis : Guntenda Halilintar

                                            foto : indonesia-tourism.com

Tanah kelahiran ku
Tanah kelahiran ku
Kau tumpah darah ku
Kau tempat kehidupanku
Disinilah aku dilahirkan seorang ibu

Tanah ku manggarai
Selat sape dan wae mokel tanah terjanji
Padamu aku berjanji,
Akan sehidup semati

Lihatlah tanah ku
Dihimpun oleh pulau-pulau
Dan gunung-gunung menjulang tinggi
Itulah tanah kelahiranku, manggarai

Tanah kelahiranku
Aku melihat, setan-setan bergentayangan
Datang berbondong-bondong
Mereka bertuan dan beragama

Setan-setan itu
Menapaki jejaknya disetiap sisi lorong rongga kehidupan
Pemilik tanah, mulai kerasukan
Para tuan-tuan hanya bungkam

Tanah kelahiran ku
Dengarlah, tangisan bayi kecil
Menjerit ditengah malam karena kelaparan
Lantaran sang ibu tak punya asi

Sang ibu hanya pasrah dengan keadaan
Melihat setan-setan membajak haknya
Sementara sang ayah hanya bungkam
Dimanakah tanah yang bertuan...?

Lihatlah para jin-jin
Membangun istana di pesisir-pesisir pantai
Dengan kuasanya, ia mengeluarkan segala ijin-ijin
Tanpa perduli dengan suara-suara aktivis dan hirarki

Aku datang untuk protes
Atas kelakuan para iblis-iblis
Lewat sajak dan syair
Meski suaraku kecil diantara suara-suara besar

Lihatlah saudara-saudaraku
Lihatlah kelakuan bejat mereka
Hukumlah mereka sesuai keinginan mu
Sesungguhnya kamulah yang berhak atas tanah-tanahnya

Jakarta, 2 Juli 2016



Read More
    email this       edit